Keluarga Hebat Dalam Bidikan Kamera Ponsel
Keluarga Hebat di Yoyakarta |
Foto yang sederhana. Bahkan mungkin dalam teknik potography tidak masuk hitungan. Selain tidak fokus, kualitas gambar dan anglenya juga kurang bagus. Yah, itu karena pengambilan fotonya menggunakan HP yang minim fitur dan posisi sama-sama bergerak.
Tetapi bukan itu yang menarik bagi saya. Terlepas dari bahasa teknis foto memfoto dimana saya sama sekali tidak memahami, ada makna yang mendalam dari foto yang saya ambil selepas mengantar Si kecil, Ayunda, mengikuti lomba Drum Band di THR Purawisata, Yogyakarta, 15 Mei lalu.
Entah akan digelar dimana barang dagangan yang ada digerobak tersebut. Saya melihat figur keluarga pekerja keras. Hanya untuk mencari sepiring nasi dan memenuhi tuntutan hidup lainya, harus mengeluarkan energi lebih setiap hari. Bersimbah keringat mengalahkan lelah dan capeknya badan. Menyedikitkan tawa serta tidak bisa menikmati waktu-waktu senggang secara sempurna bersama keluarga. Tidak menyerah begitu saja pada kerasnya hidup.
Sebuah keluarga yang (pasti) menyakini bahwa rejeki Tuhan bertebaran dimana-mana dan oleh karenanya harus tetap bergerak mencarinya. Sepanjang rejeki itu halal dan menjadikan berkah kehidupan.
Seorang wanita yang rela keluar dari batas kewajiban dari hanya sekedar menerima hak-haknya sebagai seorang istri. Pun juga, seorang ibu yang tetap memberikan cinta dan kasih sayang bagi anaknya dalam keadaan apapun dan bagaimanapun.
Keluarga yang Hebat!
Hem'eh Mak, aku juga cukup sering melihat pemandangan itu di jalan. Rasanya terharu banget. Ngerasa belum jadi power wife buat suami seperti mereka-mereka :D
BalasHapusIya mak Vin, sama kalau gitu. Tetapi kayaknya kita kudu bisa mensupport misua. Sesuai kemampuan kita tentu saja. Minimal memperhatikan kebutuhan misua he..he..he...terima kasih kunjungannya :)
Hapusperempuan itu memang makhluk tuhan yg luar biasa yaaa...
BalasHapusIya, dan diciptakan pelengkap bagi pria. Tanpa kita-kita, pria-pria akan menjeri-jerit...he he he...
HapusSeorang wanita yang rela keluar dari batas kewajiban dari hanya sekedar menerima hak-haknya sebagai seorang istri. Pun juga, seorang ibu yang tetap memberikan cinta dan kasih sayang bagi anaknya dalam keadaan apapun dan bagaimanapun....aku bangett jeunk...
BalasHapus@Mbak Harimadita : Selamat deh kalau begitu, Pintu surga sudah dipegang berarti...:)
HapusIdem sama mbak harimadita, kata-kata mba yuni terasa 'gue bingit' hehe
BalasHapusMbak dwi...kalau gitu selamatnya idem juga ya...
Hapus